Aku baru saja tidur di ranjangku ketika tiba-tiba pintu kamarku digedor dengan keras dan suara teriakan adikku menyeretku kembali ke alam sadar. Aku mengumpat dalam hati karena jadi tak bisa istirahat setelah kuliah dari pagi sampai sore, tapi akhirnya aku pun berjalan ke pintu dan membukanya.
Ketukan di pintu dan suara teriakan adikku pun terhenti ketika pintu kamarku kubuka.
Sesosok
wajah manis tersenyum nakal menatapku. Pemilik wajah manis itu adalah
adik perempuanku, Dini. Dia baru berusia 16 tahun, baru duduk di kelas 1
SMU. Amarahku pun pudar saat melihat Dini tersenyum. Gimana seseorang
bisa marah bila menghadapi wajah Dini yang cantik manis dengan senyum
polos dan sweet?
Aku jadi teringat komentar temen-temenku yang sering bilang kalo aku ini beruntung banget bisa tinggal di sarang bidadari. Bidadari yang mereka maksud adalah Dini adikku, mamaku, serta kakak perempuanku yang dua tahun lebih tua dari aku, namanya Sarah. Dalam hati aku tak bisa menyalahkan komentar teman-temanku itu.
Aku jadi teringat komentar temen-temenku yang sering bilang kalo aku ini beruntung banget bisa tinggal di sarang bidadari. Bidadari yang mereka maksud adalah Dini adikku, mamaku, serta kakak perempuanku yang dua tahun lebih tua dari aku, namanya Sarah. Dalam hati aku tak bisa menyalahkan komentar teman-temanku itu.
Kak
Sarah memang cantik dengan tubuh tinggi semampai, rambut ikal kemerahan
serta bibir sexy yang menjadi nilai plus kecantikannya. Kecantikan yang
sangat mendukung karirnya sebagai model. Dan mamaku aahh�. Mamaku tak
kalah cantik dari kedua putrinya. Walau sudah berusia hampir kepala
empat tapi orang-orang banyak yang mengira mamaku berusia tak jauh dari
kak Sarah yang berusia 22 tahun. Banyak yang menyangka mereka bukan mama
dan anak tapi kakak adik. Badan mama masih sangat bagus karena dia
termasuk maniak fitness. Payudaranya besar mengingatkan aku akan bintang
porno yang sering kutonton di vcd BF koleksiku.
�Ehh kak Joe kok malah ngelamun sih? Belum sadar 100 persen ya hi.. hi� hi�.�
�Dasar anak bengal. Ngapain sih kamu gangguin kakak. Kakak cape banget nih.�
�Gak usah sewot gitu dong kak. Tadi ada telpon dari Oom Parman, katanya kakak disuruh cepet-cepet kerumahnya. PENTING.�
�Oom Parman siapa?�
�Itu si Prof yang rumahnya di ujung jalan. Masa gak inget sih? Dulu kan kakak doyan banget maen kerumahnya.�
�Dasar anak bengal. Ngapain sih kamu gangguin kakak. Kakak cape banget nih.�
�Gak usah sewot gitu dong kak. Tadi ada telpon dari Oom Parman, katanya kakak disuruh cepet-cepet kerumahnya. PENTING.�
�Oom Parman siapa?�
�Itu si Prof yang rumahnya di ujung jalan. Masa gak inget sih? Dulu kan kakak doyan banget maen kerumahnya.�
�Profesor Suparman?? Dia udah balik?�
�Iya, Profesor Suparman yang itu. Eh, kak. Kenapa sih kakak kok bisa temenan sama orang aneh kayak gitu, usia kakak kan beda jauh sama dia? Lagian kata orang-orang si Profesor itu agak gini ni.�, kata Dini sambil menyilangkan telunjuknya di depan dahinya.
�Hush, jangan omong sembarangan. Prof itu sebenernya orang baik kok, cuma agak nyentrik. Ya udah deh, sekarang kakak mo mandi, trus ke rumah si Prof.�
�Oh ya kak. Dini kan udah capek-capek nyampein pesen buat kakak Trus sebagai ongkosnya, tadi coklat punya kakak yang ada di lemari es udah Dini makan he� he� he��, kata Dini sambil berlari meninggalkan aku.
�DDIIIIINNIIIIII��.., itu kan coklat mahal oleh-oleh temen kakak dari Amrik!!!!!!�
�Iya, Profesor Suparman yang itu. Eh, kak. Kenapa sih kakak kok bisa temenan sama orang aneh kayak gitu, usia kakak kan beda jauh sama dia? Lagian kata orang-orang si Profesor itu agak gini ni.�, kata Dini sambil menyilangkan telunjuknya di depan dahinya.
�Hush, jangan omong sembarangan. Prof itu sebenernya orang baik kok, cuma agak nyentrik. Ya udah deh, sekarang kakak mo mandi, trus ke rumah si Prof.�
�Oh ya kak. Dini kan udah capek-capek nyampein pesen buat kakak Trus sebagai ongkosnya, tadi coklat punya kakak yang ada di lemari es udah Dini makan he� he� he��, kata Dini sambil berlari meninggalkan aku.
�DDIIIIINNIIIIII��.., itu kan coklat mahal oleh-oleh temen kakak dari Amrik!!!!!!�
Dengan
hati jengkel karena dikerjain si Dini, aku pun mandi. Selama mandi
pikiranku melayang memikirkan Profesor. Kapan dia balik? Ada perlu apa
dia? Memang nggak salah kalo banyak yang mengira dia orang yang aneh.
Tiga tahun lalu tiba-tiba dia menghilang tanpa jejak, lalu sekarang
tiba-tiba muncul. Profesor Suparman sebenarnya bukan orang gila seperti
anggapan orang-orang. Malah dia adalah seorang yang sangat jenius.
Mungkin karena kejeniusannya itulah maka dia menjadi kurang bisa
bersosialisasi dengan orang lain. Satu-satunya temannya di komplek ini
adalah aku. Aku pertama kali kenal dengan si Prof waktu berumur 15
tahun. Suatu hal yang sangat lucu, karena si Prof usianya sudah hampir
kepala empat waktu itu. Tapi perbedaan usia tidak menghalangi
persahabatan kami. Bagiku si Prof orang yang cukup asyik buat temenan
asal kita sudah terbiasa dengan sifatnya yang aneh dan nyentrik.
Aku
bisa bebas curhat sama dia dan si Prof mendengarkan segala macam
curhatku tanpa men-judge perbuatanku seperti orang-orang tua lainnya.
Dan satu hal yang paling aku sukai dari persahabatanku dengan Prof
adalah aku bisa memanfaatkan rumahnya untuk menyetel kaset dan vcd porno
yang aku pinjem dari temen-temenku he he he. Yaa� Blue Film merupakan
satu hal yang membuat kita kompak. Si Prof ternyata getol banget nonton
BF dan tentu saja dia tidak akan lapor ke orangtuaku bila aku nyetel BF
di rumahnya. Malah jika dia punya film porno yang baru, dia juga
menelpon aku dan mengajak aku nonton bareng di rumahnya. Dasar orang
nyentrik. Pertemanan kami berjalan sampai dua tahun, dan ketika aku
berumur 17 tahun, tiba-tiba Prof. Suparman menghilang tanpa kabar. Dia
pun tak pernah menghubungi aku sampai saat ini. Aku pun segera
menyelesaikan mandiku dan bersiap pergi ke rumah Profesor.
* * * * * * * * *
Aku memasuki pelataran rumah besar yang tampak tak terawat di ujung jalan komplek. Seorang wanita yang ada di rumah seberang tempat Profesor mengamatiku dengan pandangan aneh. Aku tersenyum sekedar basa-basi lalu segera menuju pintu depan rumah Profesor dan memencet bel pintu.
Ding Dong� Ding Dong�.
Aku memasuki pelataran rumah besar yang tampak tak terawat di ujung jalan komplek. Seorang wanita yang ada di rumah seberang tempat Profesor mengamatiku dengan pandangan aneh. Aku tersenyum sekedar basa-basi lalu segera menuju pintu depan rumah Profesor dan memencet bel pintu.
Ding Dong� Ding Dong�.
Tak
lama pintu itu pun terbuka. Wajah bulat culun dengan rambut yang mulai
memutih tersenyum lebar melihatku. Pemilik wajah itu bertubuh gemuk
pendek, terlihat lucu dengan pakaiannya yang sama sekali nggak matching,
baju model hawai warna hijau dengan kembangan kuning, serta celana
gombrong warna merah terang (kaya lampu lalu linta merah, kuning , ijo
he.. he.. he.. ). Orang nyentrik ini adalah Profesor Sudarman.
�Ha..ha..ha� selamat datang sobat lama. Masuk�. masuk�.. aku punya kejutan buat kamu ha.. ha.. ha..�, suara berat sang Profesor yang dulu akrab di telingaku membuatku nyaman.
�Ha..ha..ha� selamat datang sobat lama. Masuk�. masuk�.. aku punya kejutan buat kamu ha.. ha.. ha..�, suara berat sang Profesor yang dulu akrab di telingaku membuatku nyaman.
Aku
teringat masa kami dulu sering bersama. Tak kusangka orang seaneh si
Prof, ternyata bisa membuatku kangen. Aku mengikuti Profesor masuk ke
dalam rumahnya. Ruang tamu yang berantakan menjadi pemandangan yang
kulihat saat memasuki rumah Profesor. Kertas dan tumpukan dokumen
berserakan di atas meja dan sofa. Aku tersenyum melihat semua itu.
Memang si Prof suka sembarangan kalo mengerjakan experimennya.
�He, Joe. Kamu udah pernah ML nggak?�, tanya Profesor tiba-tiba.
�Ha??! A..apa Prof?�, jawabku gelagapan.
�ML�. Making Love. Seks. Udah pernah belom?�, tanya Profesor lagi.
�Apaan sih, Prof?!! Lama nggak ketemu, tau-tau nanya kayak gitu.�
�Ha??! A..apa Prof?�, jawabku gelagapan.
�ML�. Making Love. Seks. Udah pernah belom?�, tanya Profesor lagi.
�Apaan sih, Prof?!! Lama nggak ketemu, tau-tau nanya kayak gitu.�
Aku
teringat kalo si Prof memang kadang-kadang suka ngomong yang sama
sekali nggak nyambung. Tapi kali ini aku bener-bener kaget dia nanya
kayak gitu.
�Sudah. Kamu jawab saja pertanyaanku. Kamu sudah pernah ML atau belum?�, tanya Profesor lagi, cuek dengan kebingunganku.
�Nng� pernah sih. Sekali, sama bekas pacar gue dulu. Udah ah, jangan nanya yang aneh-aneh. Sekarang mending Prof jelasin kemana aja selama ini? Tiba-tiba ngilang nggak ada kabarnya.�
�Tiga tahun ini aku mengerjakan experimenku yang paling baru dan paling spektakuler. Dan akhirnya aku berhasil. Aku memang jenius ha.. ha.. ha� Dan untuk semua itu, aku berterima kasih sama kamu Sobat muda ku. Kamu yang sudah memberiku ide untuk penemuanku ini.�
�Sudah. Kamu jawab saja pertanyaanku. Kamu sudah pernah ML atau belum?�, tanya Profesor lagi, cuek dengan kebingunganku.
�Nng� pernah sih. Sekali, sama bekas pacar gue dulu. Udah ah, jangan nanya yang aneh-aneh. Sekarang mending Prof jelasin kemana aja selama ini? Tiba-tiba ngilang nggak ada kabarnya.�
�Tiga tahun ini aku mengerjakan experimenku yang paling baru dan paling spektakuler. Dan akhirnya aku berhasil. Aku memang jenius ha.. ha.. ha� Dan untuk semua itu, aku berterima kasih sama kamu Sobat muda ku. Kamu yang sudah memberiku ide untuk penemuanku ini.�
�Aku???? Memangnya aku pernah ngasih ide apa? Apa sih yang sudah Prof ciptain?�, tanyaku bingung.
�Kamu inget film yang terakhir kali kita tonton bareng disini sebelum aku pergi?�
�Film?? Yang mana Prof?�, tanyaku masih bingung.
�Itu film BF semi yang judulnya The Click yang kamu pinjem dari temen SMA mu dulu.�
�Kamu inget film yang terakhir kali kita tonton bareng disini sebelum aku pergi?�
�Film?? Yang mana Prof?�, tanyaku masih bingung.
�Itu film BF semi yang judulnya The Click yang kamu pinjem dari temen SMA mu dulu.�
Pikiranku
melayang ke masa lalu. Aku mencoba mengingat tentang film yang dimaksud
Profesor Suparman. Sejenak kemudian aku pun teringat. Tiga tahun yang
lalu, aku pernah mengajak Prof nonton BF yang kupinjem dari temenku.
Judulnya The Click. Kisahnya tentang sebuah alat milik makhluk luar
angkasa yang disimpan dalam sebuah piramid kuno.
Alat
itu disebut The Click, sebuah alat yang bisa membangkitkan gairah
seksual manusia. Jika dinyalakan maka orang-orang disekitarnya akan
menjadi horny lalu ML sama siapa saja disitu. Filmnya lumayan bagus.
Seks dan komedi bergantian mengisi alur ceritanya. Aku ingat saat aku
dan Profesor selesai menonton film, tiba-tiba si Prof berteriak,
�Brillian, benar-benar brilian�. Setelah itu Prof menyuruhku pulang.
Lalu keesokan harinya tiba-tiba dia menghilang tanpa kabar. Sebersit
pikiran melintas di kepalaku. Pikiran yang membuatku hampir tak percaya.
�Tunggu,
tunggu. Ja.. jadi maksud Prof, Profesor nyiptaiin alat itu? The
Click?�, tanyaku memastikan pertanyaan yang tadi melintas dikepalaku.
�Ha� ha� ha�. kamu benar. Aku sudah berhasil menciptakan The Click. Aku memang jenius ha.. ha..�
�Ha� ha� ha�. kamu benar. Aku sudah berhasil menciptakan The Click. Aku memang jenius ha.. ha..�
Aku
bengong menatap pria setengah baya itu. Aku tak percaya mendengar
pengakuan Profesor. Bisa-bisanya dia menganggap serius hal konyol
seperti The Click. Dan yang lebih mencengangkan aku adalah Profesor
meng-klaim bahwa dia sudah berhasil menciptakan alat itu. Benar-benar
orang yang aneh.
�Joe, kamu nggak percaya kalo aku bisa menciptakan The Click? Tunggu�. Nah, ini dia, The Click�, kata Profesor Suparman sambil menyerahkan benda kecil yang dia ambil dari sakunya. Aku menerima benda itu dari profesor.
Aku mengamati benda itu dengan rasa tak percaya. Benda itu adalah sebuah kotak hitam kecil dengan tombol berbentuk hati berwarna merah muda. Benarkah benda aneh ciptaan Profesor ini adalah The Click?
�Kamu masih nggak percaya Joe? Bagaimana kalo kita buktikan sekarang?�, tantang si Prof.
�Gimana ngebuktiinnya Prof?�
�Tadi aku lihat rumah yang ada di depan itu kayaknya sekarang ditempati pasangan yang masih muda. Dan aku lihat yang perempuan cantik dan cukup sexy, ngingetin aku sama mama kamu. Siapa sih dia?�, tanya Profesor.
Aku teringat sosok cantik yang tadi melihatku saat aku memasuki rumah si Prof.
�Joe, kamu nggak percaya kalo aku bisa menciptakan The Click? Tunggu�. Nah, ini dia, The Click�, kata Profesor Suparman sambil menyerahkan benda kecil yang dia ambil dari sakunya. Aku menerima benda itu dari profesor.
Aku mengamati benda itu dengan rasa tak percaya. Benda itu adalah sebuah kotak hitam kecil dengan tombol berbentuk hati berwarna merah muda. Benarkah benda aneh ciptaan Profesor ini adalah The Click?
�Kamu masih nggak percaya Joe? Bagaimana kalo kita buktikan sekarang?�, tantang si Prof.
�Gimana ngebuktiinnya Prof?�
�Tadi aku lihat rumah yang ada di depan itu kayaknya sekarang ditempati pasangan yang masih muda. Dan aku lihat yang perempuan cantik dan cukup sexy, ngingetin aku sama mama kamu. Siapa sih dia?�, tanya Profesor.
Aku teringat sosok cantik yang tadi melihatku saat aku memasuki rumah si Prof.
Wanita
itu adalah bu Rita, isteri dari pak Dimas. Pasangan muda itu memang
termasuk pendatang baru di komplek ini. Mereka baru pindah kesini
setahun yang lalu, jadi pantas saja kalo si Prof nggak kenal sama
mereka. Mbak Rita (aku biasa memanggilnya mbak, karena dia masih berumur
28 tahun) memang cantik. Dia dan ibuku adalah istri idaman semua suami
yang ada di komplek ini. Mbak Rita adalah seorang pengacara, sedangkan
suaminya, mas Dimas, bekerja menjadi pilot. Aku menjelaskan semua ini
kepada si Prof tanpa mengerti apa maksud Profesor sebenernya.
�Hhhmm�
Rita Rita. Nama yang cantik, secantik orangnya. Jadi dia seorang
pengacara yaa. Nngg.. kalo begitu bagaimana kalo kamu mengundang dia
kesini. Bilang aja kalo aku akan sewa dia sebagai konsultan hukum. Kamu
bilang ke Rita, kalo aku mau konsultasi tentang segala masalah hukum
mengenai hak paten penemuanku yang paling baru.�, kata Profesor.
�Trus??�, tanyaku masih bingung dengan jalan pikiran si Prof.
�Ya, udah. Kamu sekarang kesana, lalu ngomong seperti yang aku suruh tadi. Pokoknya kamu harus bujuk dia supaya mau kesini.
�Nngg� tapi Prof..�
�Sudah, kamu jangan banyak omong. Cepat ajak dia kesini, ntar kamu pasti nggak akan menyesal deh. Aku jamin.�
Aku pun akhirnya meninggalkan rumah Profesor Suparman masih dalam keadaan bingung.
�Trus??�, tanyaku masih bingung dengan jalan pikiran si Prof.
�Ya, udah. Kamu sekarang kesana, lalu ngomong seperti yang aku suruh tadi. Pokoknya kamu harus bujuk dia supaya mau kesini.
�Nngg� tapi Prof..�
�Sudah, kamu jangan banyak omong. Cepat ajak dia kesini, ntar kamu pasti nggak akan menyesal deh. Aku jamin.�
Aku pun akhirnya meninggalkan rumah Profesor Suparman masih dalam keadaan bingung.
�Selamat sore, mbak Rita.�, sapaku pada sosok cantik yang sedang menyiram tanaman di halaman rumahnya.
�Sore. Oh, kamu Joe. Ada apa? Tumben maen kesini. Disuruh mama yaa?�, jawab mbak Rita dengan ramah.
Hari ini mbak Rita memakai daster terusan dengan kancing di bagian depan. Pakaiannya yang sederhana itu tak bisa menutupi fakta kalo dia memiliki tubuh dengan lekak-lekuk yang menggairahkan.
�Oh, nggak kok mbak. Aku nggak disuruh mama. Aku dimintain tolong sama Profesor Suparman yang tinggal di depan situ.�
�Sore. Oh, kamu Joe. Ada apa? Tumben maen kesini. Disuruh mama yaa?�, jawab mbak Rita dengan ramah.
Hari ini mbak Rita memakai daster terusan dengan kancing di bagian depan. Pakaiannya yang sederhana itu tak bisa menutupi fakta kalo dia memiliki tubuh dengan lekak-lekuk yang menggairahkan.
�Oh, nggak kok mbak. Aku nggak disuruh mama. Aku dimintain tolong sama Profesor Suparman yang tinggal di depan situ.�
�Profesor Suparman?? Yang katanya agak nggak waras itu yaa. Apa benar kalo dia itu agak gila?�
�Itu sama sekali nggak bener mbak. Profesor orangnya 100% waras dan sebenernya dia baik kok. Cuma dia memang orang yang jenius. Mbak tahu kan, orang jenius kan suka nyentrik dan aneh kelakuannya. Dia juga kurang bisa bergaul dan berinteraksi dengan orang-orang. Makanya deh banyak gosip yang mengatakan si Prof agak gila. Tapi itu semua nggak bener kok. Masa aku mau bertemen sama orang gila?�, jelasku pada mbak Rita.
�Ooh, begitu toh. Trus dia minta tolong apa sampe kamu kesini?�, tanya ibu muda yang cantik itu.
�Itu sama sekali nggak bener mbak. Profesor orangnya 100% waras dan sebenernya dia baik kok. Cuma dia memang orang yang jenius. Mbak tahu kan, orang jenius kan suka nyentrik dan aneh kelakuannya. Dia juga kurang bisa bergaul dan berinteraksi dengan orang-orang. Makanya deh banyak gosip yang mengatakan si Prof agak gila. Tapi itu semua nggak bener kok. Masa aku mau bertemen sama orang gila?�, jelasku pada mbak Rita.
�Ooh, begitu toh. Trus dia minta tolong apa sampe kamu kesini?�, tanya ibu muda yang cantik itu.
�Begini,
mbak. Profesor Suparman menemukan beberapa alat baru tapi dia bingung
tentang persoalan mengenai hak paten jika dia mau mematenkan penemuannya
itu. Nah, waktu saya cerita kalo mbak Rita seorang pengacara, Profesor
Suparman minta aku untuk mengundang mbak Rita kerumahnya agar dia bisa
konsultasi masalah paten sama mbak Rita. Profesor nggak keberatan kalo
mbak Rita mau mengenakan tarif konsultasi untuk pertolongan mbak. Gimana
mbak?�
�Nngg� bagaimana yaa? Kenapa nggak ke pengacara yang lain saja.�, tanya wanita itu terlihat ragu.
�Kan tadi saya sudah cerita kalau si Prof agak kurang bisa bergaul sama orang lain. Makanya dia sering minder kalo harus bicara ke orang yang sama sekali asing. Walaupun Profesor Suparman belum kenal dengan mbak Rita, tapi karena mbak Rita adalah tetangga, dan juga aku cerita kalo mbak Rita itu selain cantik juga baik sekali, si Prof akhirnya minta tolong ke aku untuk mengundang mbak Rita kerumahnya.�, rayuku pada ibu muda itu.
�Kan tadi saya sudah cerita kalau si Prof agak kurang bisa bergaul sama orang lain. Makanya dia sering minder kalo harus bicara ke orang yang sama sekali asing. Walaupun Profesor Suparman belum kenal dengan mbak Rita, tapi karena mbak Rita adalah tetangga, dan juga aku cerita kalo mbak Rita itu selain cantik juga baik sekali, si Prof akhirnya minta tolong ke aku untuk mengundang mbak Rita kerumahnya.�, rayuku pada ibu muda itu.
�Kamu
memang bisa aja Joe. Masak orang kayak aku dibilang cantik, baik.
Gombal.�, jawab mbak Rita sambil tersenyum malu. Memang wanita itu
paling seneng kalau dipuji.
�Kalo aku bilang mbak Rita nggak cantik, aku bener-bener orang yang berdosa dan tukang bohong.�, jawabku yang membuat wanita cantik makin tersipu malu.
�Kalo aku bilang mbak Rita nggak cantik, aku bener-bener orang yang berdosa dan tukang bohong.�, jawabku yang membuat wanita cantik makin tersipu malu.
�Sudah, joe. Jangan nge-gombal terus. Mmm.. kenapa nggak kamu ajak Profesor Suparman kesini saja.�
�Penemuan si Prof serta dokumen-dokumennya kan ada di rumah dia. Jadi mendingan mbak saja yang kesana. Biar si Prof bisa menjelaskan penelitiannya dengan lebih detail.�
�Penemuan si Prof serta dokumen-dokumennya kan ada di rumah dia. Jadi mendingan mbak saja yang kesana. Biar si Prof bisa menjelaskan penelitiannya dengan lebih detail.�
�Wah� bagaimana ya? Mas Dimas lagi terbang keluar kota. Si kecil Andi lagi bobok, kalo nanti dia terbangun gimana?�
Andi adalah anak dari pasangan muda itu. Umurnya baru satu tahun.
�Khan ada mbok Darmi. Mbok Darmi kan bisa ngejagain Andi selama mbak nggak ada. Lagian mbak kan cuma pergi kedepan rumah doang. Kalo ada apa-apa mbok Darmi bisa manggil mbak Rita.�, rayuku pada mbak Rita yang masih terlihat ragu.
Andi adalah anak dari pasangan muda itu. Umurnya baru satu tahun.
�Khan ada mbok Darmi. Mbok Darmi kan bisa ngejagain Andi selama mbak nggak ada. Lagian mbak kan cuma pergi kedepan rumah doang. Kalo ada apa-apa mbok Darmi bisa manggil mbak Rita.�, rayuku pada mbak Rita yang masih terlihat ragu.
�Nngg�
baik deh. Tapi kamu harus temenin mbak kesana. Mbak kan belum kenal
dekat sama pak Parman.�, jawab mbak Rita setelah berpikir sejenak.
Aku dan mbak Rita segera menuju ke rumah Profesor setelah dia menyuruh mbok Darmi untuk menjaga Andi.
Aku dan mbak Rita segera menuju ke rumah Profesor setelah dia menyuruh mbok Darmi untuk menjaga Andi.
�Suparman. Profesor Suparman.�
�Rita�
Profesor Suparman dan mbak Rita berkenalan setelah kami semua masuk ke ruang tamu rumah Profesor. Profesor terlihat sangat kagum dengan kecantikan ibu muda itu. Sedangkan mbak Rita terlihat sedikit canggung. Mungkin masih kepikiran tenteng gosip kalo Prof itu orangnya agak gila.
�Hoi, Prof. Tamunya disuruh duduk dulu dong. Masak wanita secantik mbak Rita disuruh berdiri terus.�, kataku mencoba mencairkan suasana.
�Rita�
Profesor Suparman dan mbak Rita berkenalan setelah kami semua masuk ke ruang tamu rumah Profesor. Profesor terlihat sangat kagum dengan kecantikan ibu muda itu. Sedangkan mbak Rita terlihat sedikit canggung. Mungkin masih kepikiran tenteng gosip kalo Prof itu orangnya agak gila.
�Hoi, Prof. Tamunya disuruh duduk dulu dong. Masak wanita secantik mbak Rita disuruh berdiri terus.�, kataku mencoba mencairkan suasana.
�Wah,
saya benar-benar nggak sopan. Maaf ya bu. Silahkan duduk. Maaf kalau
ruangannya agak berantakan. Maklum rumah ini nggak pernah mendapat
sentuhan seorang wanita.�, kata Profesor.
�Nggak apa-apa kok pak.�, jawab mbak Rita.
Profesor Suparman duduk di sofa yang kecil dekat pintu masuk. Aku duduk di sofa kecil di seberang profesor. Di tengah kami ada meja panjang. Lalu mbak Rita duduk di sofa besar di samping meja panjang itu.
�Apa yang bisa saya bantu, pak?�, tanya mbak Rita.
�Nggak apa-apa kok pak.�, jawab mbak Rita.
Profesor Suparman duduk di sofa yang kecil dekat pintu masuk. Aku duduk di sofa kecil di seberang profesor. Di tengah kami ada meja panjang. Lalu mbak Rita duduk di sofa besar di samping meja panjang itu.
�Apa yang bisa saya bantu, pak?�, tanya mbak Rita.
�Mmm..
begini Bu. Saya baru menciptakan beberapa penemuan yang rencananya mau
saya patenkan. Tapi saya kurang tahu mengenai masalah-masalah hukum yang
harus dilakukan dalam proses perolehan hak paten. Makanya saya mau
konsultasi dengan ibu Rita mengenai masalah itu.�, kata Profesor.
Aku melihat diam-diam si Prof menekan tombol berbentuk hati pada The Click yang ada di genggamannya. Mbak Rita kelihatannya tak memperhatikan perbuatan Profesor itu.
Aku melihat diam-diam si Prof menekan tombol berbentuk hati pada The Click yang ada di genggamannya. Mbak Rita kelihatannya tak memperhatikan perbuatan Profesor itu.
�Memangnya apa alat yang akan bapak patenkan itu apa?� tanya mbak Rita.
Aku merasa ada yang aneh. Tanpa sebab, tiba-tiba aku merasa gairah birahi melandaku. Celanaku mulai terasa tak nyaman, karena joe jr yang ada didalamnya mulai memberontak. Pandanganku seakan tertarik ke arah mbak Rita. Wajah mbak Rita yang cantik terlihat semakin cantik dalam pandanganku. Hidungnya yang mancung. Bibirnya yang ranum seakan membuatku ingin menciumnya. Dadanya hhmm� Ingin rasanya aku meremas dada yang montok itu. Aku ingin menggigitnya gemas, ingin menjilat dan menghisap putingnya. Aahh� pasti nikmat rasanya.
Aku merasa ada yang aneh. Tanpa sebab, tiba-tiba aku merasa gairah birahi melandaku. Celanaku mulai terasa tak nyaman, karena joe jr yang ada didalamnya mulai memberontak. Pandanganku seakan tertarik ke arah mbak Rita. Wajah mbak Rita yang cantik terlihat semakin cantik dalam pandanganku. Hidungnya yang mancung. Bibirnya yang ranum seakan membuatku ingin menciumnya. Dadanya hhmm� Ingin rasanya aku meremas dada yang montok itu. Aku ingin menggigitnya gemas, ingin menjilat dan menghisap putingnya. Aahh� pasti nikmat rasanya.
Aku
menggoyang-goyangkan kepalaku, mencoba menghilangkan segala macam
pikiran kotor yang tiba-tiba merasuki otakku. Tapi tak berhasil, gairah
itu masih menghinggapiku. Bahkan bertambah lama, bertambah kuat.
Percakapan Profesor dan mbak Rita tak lagi aku pedulikan. Mataku menatap
lekat ke wajah mbak Rita. Pandanganku bergerak liar menelusuri tubuhnya
yang sexy. Mbak Rita terlihat gelisah. Duduknya mulai tak tenang seakan
dia menahan sesuatu. Ucapannya mulai terpotong-potong, nafasnya
terlihat agak berat. Aku menoleh kearah Profesor. Dia tersenyum lebar
memperhatikan kegelisahan mbak Rita. Lalu Profesor berdiri, dan menutup
serta mengunci pintu depan.
�Nngg�
kok pin..pintunya ditutup pak?�, tanya mbak Rita. Profesor tak
memperdulikan pertanyaan mbak Rita. Dia berjalan mendekati kursi tempat
mbak Rita duduk, lalu dia duduk di sebelah wanita cantik itu.
�Kamu cantik sekali Rit.�, kata Profesor Suparman sambil tangannya dengan berani mengelus paha mbak Rita.
�Pak Parman. Jangan kurang ajar pak.�, kata mbak Rita marah. Tapi anehnya dia membiarkan tangan si Prof tetap mengelus-elus pahanya. Nafas mbak Rita terlihat makin berat. Matanya menatap sayu.
�Gila!�, pikirku dalam hati. Aku mengucek mataku seakan tak percaya. Aku seperti melihat bahwa mbak Rita malah menikmati permainan nakal tangan Profesor di pahanya. Mulut mbak Rita terus berkata memperingatkan agar si Prof menghentikan tingkah kurang ajarnya, tapi di sisi lain dia membiarkan tangan si Prof bergerak bebas dengan liar.
�Kamu cantik sekali Rit.�, kata Profesor Suparman sambil tangannya dengan berani mengelus paha mbak Rita.
�Pak Parman. Jangan kurang ajar pak.�, kata mbak Rita marah. Tapi anehnya dia membiarkan tangan si Prof tetap mengelus-elus pahanya. Nafas mbak Rita terlihat makin berat. Matanya menatap sayu.
�Gila!�, pikirku dalam hati. Aku mengucek mataku seakan tak percaya. Aku seperti melihat bahwa mbak Rita malah menikmati permainan nakal tangan Profesor di pahanya. Mulut mbak Rita terus berkata memperingatkan agar si Prof menghentikan tingkah kurang ajarnya, tapi di sisi lain dia membiarkan tangan si Prof bergerak bebas dengan liar.
�Ah..
to..tolong hentikan semua ini pak. Saya aah.. saya sudah bersua hhmm..
hhmmm..�, kata mbak Rita sambil diiringi desahan lirih. Sebelum
kata-kata itu selesai, bibir profesor segera menghentikannya dengan
ciuman. Yang lebih aneh lagi, mbak Rita ternyata membalas ciuman
Profesor Suparman dengan tak kalah panasnya.
�Hhmmmpp�.ah�hhmmp��
�Hhmmmpp�.ah�hhmmp��
Desahan
kedua orang yang berciuman itu membuatku tak lagi bisa tinggal diam.
Aku segera duduk di sebelah mbak Rita sehingga wanita cantik itu kini
duduk diapit aku dan Profesor. Leher jenjang mbak Rita menjadi sasaran
mulutku. Tanganku pun seakan tak mau ketinggalan segera beraksi meraba
dan meremas lembut payudara montoknya dari balik daster yang dipakainya.
Bagian bawah daster mbak Rita tersingkap ke atas karena tangan nakal si
Prof yang bergerilya di dalamnya sudah merayap sampai ke pangkal
pahanya.
Kami
bertiga larut dalam gejolak birahi yang seakan tak bisa kami tolak.
Bahkan mbak Rita seakan sudah tak ingat lagi kalau dia sudah bersuami
dan sekarang dia bercumbu dengan dua orang laki-laki yang bukan
suaminya.
Aku
menarik wajah mbak Rita agar menoleh kearahku. Bibirku ingin mencicipi
bibir sexy wanita cantik itu. Mbak Rita menyambutnya dengan penuh nafsu.
Lidahnya dan lidahku saling bermain di dalam bibir lami yang bertautan
erat. Ciuman ibu muda ini sangat luar biasa. Bekas-bekas pacarku tak ada
yang bisa berciuman se-�panas� ini. Saat kami berhenti saling melumat
karena hampir kehabisan nafas, baru kusadari kalau Profesor Suparman
sudah melepas kancing depan daster mbak Rita lalu menarik daster itu ke
bawah. Tali BH mbak Rita pun sudah dia tarik kesamping dan diturunkan
kebawah juga. Sekarang tubuh atas wanita cantik itu sudah telanjang.
Payudaranya yang montok karena baru melahirkan terlihat menantang dengan
putingnya yang berwarna coklat muda mengacung kencang karena gairah.
Memang benar kata orang kalo payudara wanita yang mempunyai anak balita
akan terlihat lebih montok. Cairan ASI yang ada didalamnya membuat
payudara ibu muda ini terlihat lebih menonjol.
�Aaah�sstt�aahhh��,
desahan mbak Rita makin kencang ketika si Prof mulai beraksi di
dadanya. Lidah Profesor menjilat putingnya yang semakin mengeras.
Sesekali putting itu dihisap gemas oleh si Prof yang membuah desah mbak
Rita makin keras dan dia makin membusungkan dadanya. Aku pun segera
mengikuti aksi Profesor. Payudara mbak Rita yang satunya segera menjadi
sasaran mulut dan lidahku. Tanganku mengelus-elus vagina mbak Rita dari
balik celana dalamnya yang mulai basah karena cairan kenikmatan mulai
keluar dari lubang surgawi itu. Jariku mulai menyelusup lewat samping
celana dalam itu. Kurasakan vagina yang penuh bulu, lalu jariku yang
nakal meneruskan aksi gerilyanya. Dengan dua jari aku mengocok
vaginanya. Denyutan liang vagina yang hangat dapat kurasakan lewat dua
jariku yang keluar masuk di liang mbak Rita.
�Uugh�Joe�. terus. Lebih cepet aahh�..�, desah mbak Rita tanpa malu lagi.
�Kamu memang cantik Rita mmpphh�..�, suara Prof ikut nimbrung dan desahan mereka berdua mulai berpadu dalam symphoni birahi yang panas.
Aku mempercepat kocokan jariku di liang vagina mbak Rita, sedangkan bibirku masih asyik menghisap payudaranya.
�Ookhh�. cepet Joe. Lebih cepet. A..aku mau AAGGHH��..�
�Kamu memang cantik Rita mmpphh�..�, suara Prof ikut nimbrung dan desahan mereka berdua mulai berpadu dalam symphoni birahi yang panas.
Aku mempercepat kocokan jariku di liang vagina mbak Rita, sedangkan bibirku masih asyik menghisap payudaranya.
�Ookhh�. cepet Joe. Lebih cepet. A..aku mau AAGGHH��..�
Mbak
Rita berteriak kencang saat orgasme pertamanya menerpa. Badannya
menggeliat tegang. Otot-otot vaginanya menjepit kedua jariku dengan
kencang. Aku bisa merasakan **an cairan kenikmatan yang dikeluarkan mbak
Rita. Tapi yang membuat aku makin horny adalah cairan susu yang keluar
lewat putingnya yang kuhisap kuat saat ibu muda itu orgasme. Aku
memperlambat tempo kocokan jariku agar mbak Rita bisa menikmati
sisa-sisa orgasmenya.
Aku
menatap wajah mbak Rita yang tampak sayu tersenyum memancarkan
kepuasan. Tapi aku tak membiarkannya beristirahat, bibir sexynya segera
kulumat kembali. Dan walaupun ibu muda itu sudah memperoleh orgasmenya,
dia masih dengan panas menyambut seranganku. Seakan-akan birahinya
bukannya padam, malah menyala makin hebat.
Tiba-tiba
tubuh mbak Rita tertarik dari dekapanku. Kulihat Profesor Suparman
sudah telanjang bulat. Walapun tubuhnya tampak lucu dengan perut buncit
dan kulit yang mulai mengeriput, tapi kemaluannya tampak garang
mengacung tegak. Ternyata si Prof yang menarik tubuh mbak Rita dari
pelukanku. Rambut mbak Rita dia jambak, lalu dia membawa wajah mbak Rita
kearah selangkangannya. Kontolnya dia posisikan ke mulut wanita cantik
itu. Dan seakan sudah tahu maksud laki-laki setengah baya itu, mbak Rita
mulai menjilat dan menghisap kontolnya dengan mulutnya penuh nafsu.
�Aaahh� seponganmu bener-bener top, Rit. Aaahhhh�.�, desis profesor keenakan.
�Slrrupp�..mmhh�.sssluurpp�.mm hh��, desah mbak Rita dari sela-sela bibirnya yang tersumbat kontol Profesor.
Gairahku makin meledak. Aku segera melucuti semua pakaianku. Kontolku sudah mengeras dengan panjang dan ketegan maksimal, membuatnya tampak garang.
�Slrrupp�..mmhh�.sssluurpp�.mm hh��, desah mbak Rita dari sela-sela bibirnya yang tersumbat kontol Profesor.
Gairahku makin meledak. Aku segera melucuti semua pakaianku. Kontolku sudah mengeras dengan panjang dan ketegan maksimal, membuatnya tampak garang.
Baru
sebentar mbak Rita mengoral penis Profesor Suparman, tiba-tiba si Prof
menghentikannya. Dia lalu menarik mbak Rita ke pangkuannya. Seakan sudah
paham maksud Profesor, mbak Rita lalu duduk diatas tubuh Profesor.
Memeknya dia posisikan agar pas dan sejajar dengan kontol Profesor yang
mengacung tegak. Setelah pas, mbak Rita menurunkan tubuhnya pelan-pelan
sehingga kontol itu memasuki liang senggamanya.
�Aaakkhh�..
memek kamu enak Rit. Sempit. Aaahhh�. Nggak akan ada orang yang akan
percaya kalau kamu bilang habis melahirkan aahhh�.�
�Mmmm�. kontol kamu juga enak kok mas. Aaahhh..�
Tanpa malu mbak Rita segera bergoyang liar di pangkuan profesor Suparman. Pinggulnya bergerak naik turun, berputar ke kiri, kadang kekanan, yang membuat Profesor merem melek keenakan. Aku mengocok kontolku melihat semua adegan itu.
�Mmmm�. kontol kamu juga enak kok mas. Aaahhh..�
Tanpa malu mbak Rita segera bergoyang liar di pangkuan profesor Suparman. Pinggulnya bergerak naik turun, berputar ke kiri, kadang kekanan, yang membuat Profesor merem melek keenakan. Aku mengocok kontolku melihat semua adegan itu.
�AAKKH�.
aku mau keluar Rit. Cepet turun aku pengen keluar di mulut kamu
aahhh�.�, kata Profesor ketika dia merasa mau orgasme. Mbak Rita turun
dari atas tubuh Profesor. Lalu dia segera merangkak di depan
selangkangan si Prof. Bibirnya dengan liar mulai melumat kontol Profesor
dengan liar.
Sslluurpp� slluurrp�.
Sslluurpp� slluurrp�.
�AAAAGHHH�..
Aku nyampe Rit. Telen semua maniku sstt�.Aaaahh�.�, desis Profesor saat
dia menyemprotkan maninya ke dalam mulut mbak Rita. Seperti vacum
cleaner, mulut mbak Rita menghisap dan menelan semua mani di mulutnya.
Bahkan setelah Prof selesai orgasme, wanita cantik yang dilanda nafsu
itu masih menjilati sisa-sisa sperma yang masih ada di kemaluan Profesor
Suparman yang sudah lemas setelah berjuang keras.
Aku tak tahan lagi. Kutarik tubuh mbak Rita yang sintal itu. Kurebahkan di atas sofa dengan posisi pantatnya ada di tepian sofa. Aku angkat kaki ibu muda itu sampai lututnya menempel di payudaranya. Dengan posisi ini memek mbak Rita jadi kelihatan semakin menantang untuk di-entot, jadi aku langsung arahkan kontolku yang sudah dalam ketegangan maksimal untuk melakukan penetrasi ke liang kenikmatan mbak Rita.
�Auuggh�. pe..pelan-pelan Joe. Kontol kamu gemuk banget sih.�
Aku tak tahan lagi. Kutarik tubuh mbak Rita yang sintal itu. Kurebahkan di atas sofa dengan posisi pantatnya ada di tepian sofa. Aku angkat kaki ibu muda itu sampai lututnya menempel di payudaranya. Dengan posisi ini memek mbak Rita jadi kelihatan semakin menantang untuk di-entot, jadi aku langsung arahkan kontolku yang sudah dalam ketegangan maksimal untuk melakukan penetrasi ke liang kenikmatan mbak Rita.
�Auuggh�. pe..pelan-pelan Joe. Kontol kamu gemuk banget sih.�
�Maaf
mbak. Aakh�. memek mbak enak buanget.�, kataku sambil menusukkan
penisku makin dalam ke memek mbak Rita. Memek mbak Rita masih terasa
rapat dan enak, tak kalah sama memek perawan. Kalau aku tidak
mengenalnya, mungkin aku tidak akan percaya bahwa dia baru melahirkan.
Desah
kenikmatan dari mulut mbak Rita membuatku makin bersemangat. Aku mulai
menggenjot pantatku, kontolku pun jadi keluar masuk ke memek hangat mbak
Rita. Dapat kurasakan kalau mbak Rita bisa membuat otot dinding
vaginanya berkedut seakan memompa dam meremas lembut batang kontolku.
Aku pun jadi keenakan dan mendesah nikmat. Kulihat mbak Rita tersenyum
manis melihat usahanya membuat aku keenakan dengan kedutan vaginanya
berhasil. Seakan tak mau kalah, aku lalu membuat variasi pada tempo
permainanku.
Kadang
kupercepat dengan penetrasi pendek, kadang lambat tapi kumasukkan
sampai mentok. Kadang kuvariasikan antara beberapa kocokan dengan
penetrasi ringan dan pendek, yang kuselingi dengan tekanan kuat dengan
seluruh tenaga sampai kurasakan ujung kontolku menyentuh mulut rahimnya.
Usahaku berhasil, desahan mbak Rita sudah menjadi jerit kenikmatan.
Pantatnya makin liar bergoyang menyambut tiap tusukan kontolku ke
memeknya.
�Ah..Aakkh.. Joe� Kamu pintar Joe�.�
�Mmmh� goyangan mbak Rita juga enak�
Hampir lima belas menitan kami berpacu dalam birahi, saat kurasakan tubuh mbak Rita menggeliat liar. Punggungku terasa sakit ketika kuku mbak Rita menancap di punggungku tanpa dia sadari saat dia orgasme.
�Ooohh�. Joe. Aku nyampe�..AAAGGGHH���
�Mmmh� goyangan mbak Rita juga enak�
Hampir lima belas menitan kami berpacu dalam birahi, saat kurasakan tubuh mbak Rita menggeliat liar. Punggungku terasa sakit ketika kuku mbak Rita menancap di punggungku tanpa dia sadari saat dia orgasme.
�Ooohh�. Joe. Aku nyampe�..AAAGGGHH���
Aku
masih mengocok kontolku dengan cepat agar mbak Rita lebih nikmat dalam
orgasmenya. Tapi hal itu menuntutku agar lebih kosentrasi untuk menahan
agar aku tidak mengeluarkan maniku, karena saat mbak Rita orgasme dapat
kurasakan vaginanya menyedot dan meremas penisku dengan kuat. Setelah
orgasmenya lewat barulah aku menghentikan kocokanku. Kucium bibir wanita
cantik yang sedang menikmati sisa orgasmenya itu. Ciuman kali ini
terasa lebih lembut dan mesra. Tapi karena aku belum mencapai puncakku,
aku segera berganti posisi. Kali ini aku yang duduk diatas sofa, kutarik
mbak Rita agar menunggangiku. Ibu muda itu menurut saja, dia juga
mengambil inisiatif memegang kontolku dan mengarahkannya ke memeknya
yang sudah basah oleh cairan kenikmatan. Penetrasi kali ini tidak
seseulit seperti pertama kali. Mungkin memeknya yang rapet ini sudah
mampu beradaptasi dengan diameter penisku yang cukup besar walaupun
hanya dengan panjang rata-rata.
�Mmmm�aaaahh�.�, desah mbak Rita menikmati penetrasi Joe Jr. ke dalam liang senggamanya.
Sekarang mbak Rita yang mengontrol permainan. Tubuhnya dengan liar bergoyang menunggangi diriku seperti joki kuda pacuan. Bibir ibu muda yang cantik itu tak kalah liar dalam memberiku kenikmatan, kadang menciumku dengan ganas, kadang menyapu leherku, bahkan sampai ke putting payudaraku. Aku baru tahu kalau lelaki juga merasa nikmat kalau putingnya dijilati. Aku merasa tak akan bisa bertahan lebih lama lagi dengan servis panas mbak Rita.
Sekarang mbak Rita yang mengontrol permainan. Tubuhnya dengan liar bergoyang menunggangi diriku seperti joki kuda pacuan. Bibir ibu muda yang cantik itu tak kalah liar dalam memberiku kenikmatan, kadang menciumku dengan ganas, kadang menyapu leherku, bahkan sampai ke putting payudaraku. Aku baru tahu kalau lelaki juga merasa nikmat kalau putingnya dijilati. Aku merasa tak akan bisa bertahan lebih lama lagi dengan servis panas mbak Rita.
�Mbak�
Aaakhh..aaku aaakhh�.�, aku mendengus merasakan kenikmatan yang luar
biasa. Kontolku berkedut menyemprotkan banyak sekali sperma ke vagina
mbak Rita sampai sebagian meluber keluar membasahi pelirku. Goyangan
mbak Rita makin liar saat aku orgasme. **an kencang maniku yang hangat
dalam vagina dan rahimnya membuat ibu muda itu orgasme kembali.
�Aaaakkhhh�.Joe�..aahhhmmpphh� �, jeritan mbak Rita segera kutahan dengan melumat bibirnya. Lidah kami bertaut menari dengan lincah. Tubuh wanita cantik itu kupeluk erat sehingga dadanya yang montok tergencet dadaku yang ditumbuhi bulu-bulu halus.
�Aaaakkhhh�.Joe�..aahhhmmpphh� �, jeritan mbak Rita segera kutahan dengan melumat bibirnya. Lidah kami bertaut menari dengan lincah. Tubuh wanita cantik itu kupeluk erat sehingga dadanya yang montok tergencet dadaku yang ditumbuhi bulu-bulu halus.
Walaupun
sudah mencapai puncak kenikmatanku, tapi dapat kurasakan bahwa gairahku
tak menjadi padam, bahkan aku merasa birahiku semakin naik. Segera aku
merengkuh tubuh mbak Rita dan mengajaknya bertarung di ronde
selanjutnya. Mbak Rita yang seakan sudah lupa akan suami dan anaknya,
menyambutku tak kalah bergairah. Kami bercumbu lagi dengan panasnya.
Berbagai macam posisi kupraktekan, doggy style, sambil berdiri, dan
lainnya. Hampir dua jam kami bergelut dalam kenikmatan. Tubuh kami sudah
dipenuhi dengan keringat oleh panasnya permainan ini. Aku dan mbak Rita
mendapat orgasme beberapa kali dalam pertarungan panas kami. Tapi
anehnya, gairah kami tak kunjung padam. Kontolku sampai sedikit terasa
ngilu setelah diperas spermanya entah beberapa banyak oleh memek mbak
Rita. Wajah mbak Rita terlihat capai, tapi semangat bertarungnya seakan
tak pernah habis.
Aku
hampir tak kuat lagi, tubuhku sudah terasa lelah, dan kontolku sudah
hampir mati rasa saat kurasakan gairah yang berkobar dalam diriku mulai
padam. Aku melihat sekeliling dan kulihat Profesor Suparman sudah
memakai pakaiannya kembali. Dia mengacungkan The Click ciptaannya sambil
tersenyum penuh kemenangan. Mbak Rita yang masih dalam pelukanku seakan
baru tersadar kembali ke alam nyata. Ibu muda itu segera melepaskan
diri dari pelukanku. Dengan tergesa-gesa dia mengenakan pakaiannya.
Aku
melihat kebingungan dan malu tersirat di wajahnya yang terlihat begitu
lelah setelah pertarungan panjang kami berdua. Tanpa berkata apa-apa,
mbak Rita segera membuka pintu depan dan pergi meninggalkan rumah
Profesor. Kulihat dia setengah berlari menuju rumahnya dalam naungan
langit yang ternyata sudah menjadi gelap. Dalam kelelahanku, aku masih
sedikit bingung dan seakan tak percaya atas semua yang baru saja
kualami.
�He..he..he�
bagaimana Joe? Kamu sudah percaya? Aku berhasil menciptakan The Click
ha� ha�.ha� Aku memang Jenius.�, kata Profesor Suparman yang diringi
tawa mengagetkan aku.
�Nnng.. ja..jadi i..ini semua karena The Click?? Aku� Mbak Rita�Kami�.aaahh��
�Tepat sekali Joe. Itu semua karena The Click. Dan aku yang menciptakannya ha..ha��
�Nnng.. ja..jadi i..ini semua karena The Click?? Aku� Mbak Rita�Kami�.aaahh��
�Tepat sekali Joe. Itu semua karena The Click. Dan aku yang menciptakannya ha..ha��
Suara
tawa si Prof tak kuhiraukan dan menuju kamar mandi untuk membersihkan
badanku. Aku masih sangat shock dengan semua yang baru saja kualami.
Berbagai macam perasaan bercampur aduk dalam diriku. Rasa bingung seakan
tak percaya kalau si Prof berhasil menciptakan alat yang kukira hanya
ada di film-film. Rasa bersalah pada mbak Rita karena aku telah
membuatnya menjadi kelinci percobaan untuk membuktikan penemuan
Profesor. Air shower kurasakan mendinginkan kepalaku yang penuh dengan
berbagai pikiran. Kelelahan tubuhku berangsur-angsur pulih karena
segarnya guyuran air di tubuhku. Ketika aku memejamkan mata menikmati
rasa air di sekujur tubuhku, berbagai kenangan kan kejadian barusan
kembali melintas di pikiranku. Tanpa sadar aku sedikit tersenyum puas
mengingat betapa nikmatnya bercumbu dengan mbak Rita, ibu muda yang
cantik dan sexy, idola para suami di komplek ini. Aku segera menyudahi
mandiku dan berusaha mengusir ingatan-ingatan itu dari pikiranku.
Setelah
selesai mandi dan mengenakan pakaian, aku pun menemui Profesor
Suparman. Aku melihat si Prof sudah menungguku di ruang tamu. Dua koper
besar tergeletak di sebelahnya. Nampaknya Profesor Suparman akan
bepergian lagi.
�Joe,
tolong antarkan aku ke bandara sekarang. Aku harus mengejar pesawat ke
Afrika malam ini.�, kata Profesor membuat aku bengong.
�Afrika??!! Ngapain Prof?�, tanyaku kebingungan.
�Tentu saja melanjutkan percobaanku.�, kata Prof dengan ringan.
�Percobaan apa lagi? The Click yang Profesor ciptakan sudah sangat spektakuler. Tapi jangan sampai jatuh ke tangan yang salah, bahaya.�, kataku.
�Afrika??!! Ngapain Prof?�, tanyaku kebingungan.
�Tentu saja melanjutkan percobaanku.�, kata Prof dengan ringan.
�Percobaan apa lagi? The Click yang Profesor ciptakan sudah sangat spektakuler. Tapi jangan sampai jatuh ke tangan yang salah, bahaya.�, kataku.
�Aku
tahu kalo The Click memang sangat fenomenal dan tentu saja aku tidak
akan membiarkannya jatuh ke tangan yang salah. The Click hanya kubuat
satu-satunya di dunia ini. Dan benda ini akan kuberikan buat kamu.�,
kata Profesor yang lagi-lagi membuatku terkejut.
�A..aku Prof?! A..apa Prof yakin kalau The Click akan diserahkan ke aku, kenapa nggak Prof saja yang bawa?�, sahutku agak gelagapan.
�A..aku Prof?! A..apa Prof yakin kalau The Click akan diserahkan ke aku, kenapa nggak Prof saja yang bawa?�, sahutku agak gelagapan.
�Bahaya
sekali kalau The Click aku bawa selama aku melakukan eksperimenku.
Orang-orang jahat akan berusaha merebutnya kalau mereka tahu akan alat
ini. Tapi mereka sama sekali tidak akan menyangka kalau alat ini
kutitipkan ke kamu, seorang pemuda biasa yang hidup di negara kecil
seperti Indonesia ini.�, kata Profesor serius sambil menyerahkan The
Click kepadaku. Aku menerima benda luar biasa dengan sedikit ragu.
�Nngg..
memangnya Prof mau eksperimen apa lagi sih? Kan lebih baik Profesor di
rumah saja dan menyimpan The Click ini sendiri.�, kataku mencoba
membujuk Profesor agar tidak menitipkan benda ini padaku.
�Eksperimenku ini sangat penting. Tanpa eksperimen ini tentu saja The Click akan sama sekali tak berguna buatku.�
�Ha..? Eksperimen apa Prof?�, tanyaku kembali bingung.
�Tentu saja eksperimen untuk menemukan obat yang mampu membuat orang bisa menjadi sangat kuat staminanya dalam berhubungan badan. Kamu inget kan, aku belum puas menikmati tubuh mbak Rita tapi tubuhku sudah tak mampu lagi bertarung.�, kata Profesor yang segera membuatku terbengong melihatnya. �Dasar Profesor gila�, pikirku dalam hati.
�Sudah. Ayo berangkat. Nanti aku ketinggalan pesawat.�, kata Profesor sambil menarikku yang masih terbengong-bengong memikirkan tingkah lakunya.
�Eksperimenku ini sangat penting. Tanpa eksperimen ini tentu saja The Click akan sama sekali tak berguna buatku.�
�Ha..? Eksperimen apa Prof?�, tanyaku kembali bingung.
�Tentu saja eksperimen untuk menemukan obat yang mampu membuat orang bisa menjadi sangat kuat staminanya dalam berhubungan badan. Kamu inget kan, aku belum puas menikmati tubuh mbak Rita tapi tubuhku sudah tak mampu lagi bertarung.�, kata Profesor yang segera membuatku terbengong melihatnya. �Dasar Profesor gila�, pikirku dalam hati.
�Sudah. Ayo berangkat. Nanti aku ketinggalan pesawat.�, kata Profesor sambil menarikku yang masih terbengong-bengong memikirkan tingkah lakunya.
Keesokan harinya�..
�Uuugh� capek deh.�, keluhku. Sepagian ini aku sibuk membersihkan rumah Profesor karena selama Profesor bepergian, dia menitipkan rumahnya padaku. Aku memutuskan akan tinggal disini, bebas dan tenang. Aku tak perlu kuatir soal makan atau cuci pakaian, karena untuk itu aku tinggal pulang ke rumah saja he.. he.. he.. Saat aku duduk melepas lelah, aku meraba saku celanaku. Dapat kurasakan benda kecil disana. Itu adalah The Click yang dititipkan Profesor Suparman padaku. The Click. Benda yang luar biasa, tapi disamping itu juga berbahaya. Benarkah tindakan Profesor menitipkan benda ini padaku? Apa aku orang yang tepat? Mampukah aku menahan godaan untuk tidak menyalahgunakannya? Berbagai macam pikiran memenuhi kepalaku. Tiba-tiba aku merasakan perutku sangat lapar.
�Uuugh� capek deh.�, keluhku. Sepagian ini aku sibuk membersihkan rumah Profesor karena selama Profesor bepergian, dia menitipkan rumahnya padaku. Aku memutuskan akan tinggal disini, bebas dan tenang. Aku tak perlu kuatir soal makan atau cuci pakaian, karena untuk itu aku tinggal pulang ke rumah saja he.. he.. he.. Saat aku duduk melepas lelah, aku meraba saku celanaku. Dapat kurasakan benda kecil disana. Itu adalah The Click yang dititipkan Profesor Suparman padaku. The Click. Benda yang luar biasa, tapi disamping itu juga berbahaya. Benarkah tindakan Profesor menitipkan benda ini padaku? Apa aku orang yang tepat? Mampukah aku menahan godaan untuk tidak menyalahgunakannya? Berbagai macam pikiran memenuhi kepalaku. Tiba-tiba aku merasakan perutku sangat lapar.
�Saatnya
pulang kerumah. Waktunya makan siang.�, pikirku. Aku lalu beranjak
pergi dari rumah Profesor Suparman. Pintu rumah baru saja selesai
kukunci saat aku melihat mbak Rita berjalan menuju pagar rumahnya.
�Mbak Rita�. mbak� tunggu aku mau ngomong. Tunggu mbak Rita.�, teriakku sambil buru-buru berlari ke arah ibu muda itu sebelum dia memasuki rumahnya. Saat aku berlari, aku melihat wajah mbak Rita kaget melihat siapa yang memanggilnya. Wanita cantik itu menungguku di depan pintu pagar rumahnya. Wajahnya tertunduk saat aku sudah ada dihadapannya. Aku jadi tak bisa melihat ekspresi wajahnya.
�Mbak Rita�. mbak� tunggu aku mau ngomong. Tunggu mbak Rita.�, teriakku sambil buru-buru berlari ke arah ibu muda itu sebelum dia memasuki rumahnya. Saat aku berlari, aku melihat wajah mbak Rita kaget melihat siapa yang memanggilnya. Wanita cantik itu menungguku di depan pintu pagar rumahnya. Wajahnya tertunduk saat aku sudah ada dihadapannya. Aku jadi tak bisa melihat ekspresi wajahnya.
�Nng�Mbak aku mau ngomong.�, kataku setelah sampai dihadapannya.
�Ngomong apa?�, kata mbak Rita agak judes. Pandangannya dia arahkan ke arah lain tak mau melihatku.
�Nngg� begini mbak. A�Aku cuma mau minta maaf a..atas kejadian kemarin. Aku bener-bener minta maaf mbak.�, kataku pelan.
�Jadi kamu menyesal sudah melakukan itu semua dengan mbak?�, tanya mbak Rita menatap tajam ke arahku. Aku tak mampu membalas pandangan matanya dan menunduk.
�Ngomong apa?�, kata mbak Rita agak judes. Pandangannya dia arahkan ke arah lain tak mau melihatku.
�Nngg� begini mbak. A�Aku cuma mau minta maaf a..atas kejadian kemarin. Aku bener-bener minta maaf mbak.�, kataku pelan.
�Jadi kamu menyesal sudah melakukan itu semua dengan mbak?�, tanya mbak Rita menatap tajam ke arahku. Aku tak mampu membalas pandangan matanya dan menunduk.
�I.iya mbak. Aku bener-bener menyesal. Aku berharap kejadian kemarin nggak pernah terjadi.�
�Jadi.. kamu.. menyesal sudah berhubungan badan dengan aku�. wanita yang sudah tua�jelek� sudah punya anak� dan� kamu berharap kalau kamu nggak akan pernah berhubungan dengan wanita yang tidak seperti pacar-pacar kamu yang masih muda.. cantik.. IYA?�, kata mbak Rita dengan marah.
�Bu.. bukan itu mbak. Mbak Rita itu can.. cantik banget, tubuh mbak Rita juga sexy, dan me..memek mbak Rita nggak kalah rapet sama gadis perawan. Aduhh� a.. aku kok jadi ngawur. Ma..maaf mbak. A..aku nggak bermaksud kurang ajar, hanya aahh���, kataku gelagapan.
�Jadi.. kamu.. menyesal sudah berhubungan badan dengan aku�. wanita yang sudah tua�jelek� sudah punya anak� dan� kamu berharap kalau kamu nggak akan pernah berhubungan dengan wanita yang tidak seperti pacar-pacar kamu yang masih muda.. cantik.. IYA?�, kata mbak Rita dengan marah.
�Bu.. bukan itu mbak. Mbak Rita itu can.. cantik banget, tubuh mbak Rita juga sexy, dan me..memek mbak Rita nggak kalah rapet sama gadis perawan. Aduhh� a.. aku kok jadi ngawur. Ma..maaf mbak. A..aku nggak bermaksud kurang ajar, hanya aahh���, kataku gelagapan.
Senyum
mbak Rita merekah mendengarkanku yang gelagapan sampai bicara tak
karuan. Aku jadi bingung sendiri, tak berani menatap wajah mbak Rita,
takut dia marah atas perkataanku yang kurang ajar. Mbak Rita tetap diam,
lalu dia membuka pintu pagar rumahnya dan melangkah masuk. Aku kecewa,
mbak Rita ternyata tak mau memaafkan aku. Dengan tubuh lemas aku mulai
melangkahkan kaki menuju rumahku sendiri, sampai..
�Joe� kesini sebentar.�, suara mbak Rita terdengar memanggilku. Dia masih berdiri di halaman rumahnya. Aku kembali mendengar panggilan mbak Rita. Aku berhenti di depan pintu pagarnya.
�Kamu mau kemana Joe?�, tanya mbak Rita.
�Joe� kesini sebentar.�, suara mbak Rita terdengar memanggilku. Dia masih berdiri di halaman rumahnya. Aku kembali mendengar panggilan mbak Rita. Aku berhenti di depan pintu pagarnya.
�Kamu mau kemana Joe?�, tanya mbak Rita.
�Mau pulang mbak. Ada apa mbak?�, jawabku masih tak berani memandang wajahnya.
�Mmm� nggak ada apa-apa. Mbak cuma mau ngasih tahu kalau mas Dimas terbang ke luar kota dan baru kembali dua hari lagi. Mbok Darmi juga lagi pulang kampung. Dan Andi di rumah neneknya.�, kata mbak Rita. Aku menjadi bingung dengan omongan mbak Rita. Aku menegakkan kepalaku menatap wajahnya dengan ekspresi bingung terpancar jelas di mukaku. Mbak Rita tersenyum manis menatapku yang tetap diam dan kebingungan.
�Mmm� nggak ada apa-apa. Mbak cuma mau ngasih tahu kalau mas Dimas terbang ke luar kota dan baru kembali dua hari lagi. Mbok Darmi juga lagi pulang kampung. Dan Andi di rumah neneknya.�, kata mbak Rita. Aku menjadi bingung dengan omongan mbak Rita. Aku menegakkan kepalaku menatap wajahnya dengan ekspresi bingung terpancar jelas di mukaku. Mbak Rita tersenyum manis menatapku yang tetap diam dan kebingungan.
�Jadi
nanti malam mbak bakalan sendirian di rumah yang sepi ini. Mbak paling
nggak bisa tidur kalau sendirian. Coba kalau ada yang mau menemani
mbak.. mmm��, kata mbak Rita dengan santai. Senyum menggoda tersungging
di bibirnya yang sexy itu. Mbak Rita mengedipkan sebelah matanya dengan
nakal lalu masuk ke rumahnya. Aku masih bingung dengan semua ucapan mbak
Rita. Dalam kebingungan itu aku pun mulai berjalan menuju rumahku.
Beberapa kali aku menoleh ke arah rumah mbak Rita mencoba meraba apa
maksud segala perkataannya. Sebersit pikiran, tiba-tiba menyelinap ke
otakku dan membuatku tersadar.
�Ja..jadi mbak Rita mau�..�
�Ja..jadi mbak Rita mau�..�
Cerita Dewasa Terbaru The Click
Cerita Seks Terbaru The Click
Cerita Ngentot Terbaru The Click
Cerita Seks Terbaru The Click
Cerita Ngentot Terbaru The Click
Siang
ini aku tidak punya kerjaan. Tugas kuliah sih ada, tapi gampang masih
ada si Nina pikirku. Nina adalah teman kuliah sekelasku sejak dari
semester awal bahkan ospek dulu. Entah kenapa sering kali kami mengambil
mata kuliah yang sama dan mendapatkan kelas yang sama pula. Anaknya
selain ramah juga berotak encer alias cerdas. IP-nya selalu diatas
rata-rata. Minimal nilai tiap mata kuliah pasti B. Sayangnya
pembawaannya agak kalem. Hanya punya beberapa teman dekat saja. Termasuk
aku sendiri. Sahabatnya mungkin hanya aku yang cowok. Entah mengapa aku
bisa dekat padahal teman-teman yang lain tidak. Mungkin salah satunya
karena dia ternyata sebenarnya enak diajak diskusi mengenai banyak hal.
Karena mungkin pula sering menempuh mata kuliah yang sama jadi sering
ketemu? Ah entahlah, yang jelas dia banyak membantuku dalam urusan
belajar. So, aku selalu bisa lulus ujian mata kuliah yang kutempuh.
Terbayang
wajahnya yang halus tanpa jerawat, sedikit tirus berkaca mata minus,
tapi sebenarnya cukup cantik membuatku senyum-senyum sendiri mengingat
nampaknya dia ada hati padaku. Sering kali cara dia menatap dan
berbicara seolah-olah kemalu-maluan, padahal diriku bersikap santai
padanya.
�Apa
perlu kupacari dia?� sering aku berpikir demikian. Tapi rasanya aneh
saja. Terus terang aku lebih suka gadis yang lebih aktif dan menggoda
ketimbang yang aleman. Rasanya membuatku lebih hidup dan bersemangat.
Dan di kampusku sendiri banyak incaran yang perlu diperhatikan.
Rata-rata cantik, tajir dan berani mengenakan pakaian yang terbuka nan
seksi. Dijamin gak bakalan konsentrasi kuliah, pasti bawaannya ngaceng
melulu.
Lho..lho..salah!
Aku harusnya mikir rencana nanti malam. Bukan berkhayal yang
tidak-tidak. Memikirkan mbak Rita dan pengalamanku kemarin, membuat
badanku sedikit gerah membayangkan pengalaman bercinta kami yang teramat
panas itu.
Gara-gara
benda ini..kutimang-timang The Click ditanganku. Entah dimana Professor
Suparman sekarang. Tak kuduga bisa mewarisi alat perangsang seksual
ini. Tapi ternyata enak juga, gara-gara alat ini aku bisa bercinta
dengan mbak Rita si Ibu muda nan menggairahkan itu. Dan nanti malam
tampaknya akan terjadi pertempuran sengit lagi antara aku dan mbak Rita.
�Hmm
aku harus minum penambah energi nih biar gak KO hehe..� pikirku ngeres.
Aku segera bergegas membawa perbekalan beberapa pakaian ganti.
Rencanaku aku mau pamitan menginap ke rumah Professor Suparman. Sehingga
memudahkan menyelinap ke rumah mbak Rita untuk bercinta.
Aku kemudian ke ruangan makan tempat mama dan adikku si Dini sedang makan siang. Kakakku mbak Sarah sepertinya keluar bersama teman-temannya entah kemana.
Aku kemudian ke ruangan makan tempat mama dan adikku si Dini sedang makan siang. Kakakku mbak Sarah sepertinya keluar bersama teman-temannya entah kemana.
Aku
mengatakan pada mama kalo Profesor Suparman minta tolong padaku untuk
menjaga rumahnya selama dia pergi. Dan aku juga mengatakan kalo aku
ingin mandiri dan juga menjaga kepercayaan yang diberikan Profesor. Mama
adalah orang tuaku tunggal sejak kecelakaan papa waktu aku masih SD
dulu. Dia orang yang kuhormati karena mampu membesarkan ketiga anaknya
dengan berkecukupan. Selain melanjutkan perusahaan pribadi milik papa,
ia juga aktif menekuni usaha jual beli perhiasan sebagai sampingan.
Karena itu dia senang akan niatku untuk mandiri dan bla..bla�bla� �Nice
excuses Joe.�, pikirku dalam hati.
�Boleh
aja, Joe. Niat kamu kan baik. Tapi kamu juga jangan tidur sana terus,
mama bisa kangen sama anak mama. Dan kalo waktunya makan, kamu pulang
aja. Mama tahu kamu nggak bisa masak, jadi kamu makan disini aja.�, kata
mama memberikan persetujuannya. Aku bersorak dalam hati.
�Oke, ma.�, jawabku.
�Oke, ma.�, jawabku.
�Mandiri
apan tuh? Perginya cuma ke ujung gang, trus makannya masih numpang
disini.�, si Dini menyeletuk sambil menyedot jus apel kesukaannya.
�Hei brengsek, udah ngambil coklat kakak, pake nyela lagi ya?!�
�Idiiih gitu aja sewot! Iya deh, kakakku yang baek, nanti Dini ganti ama coklat laen napa sih?�
�Enak aja, itu coklat mahal dari Amrik tau! Amrik!! Mana bisa ada gantinya?�
�Udah..udah jangan ribut melulu kalian ini� sergah mamaku.
�Joe kamu boleh nginap tapi jangan macam-macam disana ya?!� kata mama kemudian.
�Beres Mam!�
�Hei brengsek, udah ngambil coklat kakak, pake nyela lagi ya?!�
�Idiiih gitu aja sewot! Iya deh, kakakku yang baek, nanti Dini ganti ama coklat laen napa sih?�
�Enak aja, itu coklat mahal dari Amrik tau! Amrik!! Mana bisa ada gantinya?�
�Udah..udah jangan ribut melulu kalian ini� sergah mamaku.
�Joe kamu boleh nginap tapi jangan macam-macam disana ya?!� kata mama kemudian.
�Beres Mam!�
Aku buru-buru pamitan dan tidak lupa menghadiahi adikku sebuah jitakan ringan di jidatnya
�Kak Joe jelekkk!!!!� serunya. Tapi aku sudah kabur duluan sebelum dibalas si bengal itu.
Tak terasa sore menjelang saat aku selesai bolak-balik dari rumahku ke rumah Professor Suparman, lalu membenahi semua barang bawaanku itu di kamar tidur milik Profesor. Lalu aku pun mandi. Usai mandi aku berdandan sebentar agak tampak lebih macho. Kukenakan baju kaos oblong dan jeans favoritku. Setelah itu sebotol minuman berenergi kuhabiskan buat cadangan stamina nanti.
Menunggu hari agak gelap, dan sepi aku segera masuk ke pekarangan rumah mbak Rita.
�Ting!! Tong!!�
�Kak Joe jelekkk!!!!� serunya. Tapi aku sudah kabur duluan sebelum dibalas si bengal itu.
Tak terasa sore menjelang saat aku selesai bolak-balik dari rumahku ke rumah Professor Suparman, lalu membenahi semua barang bawaanku itu di kamar tidur milik Profesor. Lalu aku pun mandi. Usai mandi aku berdandan sebentar agak tampak lebih macho. Kukenakan baju kaos oblong dan jeans favoritku. Setelah itu sebotol minuman berenergi kuhabiskan buat cadangan stamina nanti.
Menunggu hari agak gelap, dan sepi aku segera masuk ke pekarangan rumah mbak Rita.
�Ting!! Tong!!�
Tak lama pintu terbuka. Aku terkesiap memandang mahluk dihadapanku.
Mbak Rita, ia nampak cantik sekali malam ini. Hanya mengenakan daster tipis berwarna gelap yang tampak kontras dengan kulitnya yang putih bersih. Ia tersenyum melihatku.
�Akhirnya kamu datang juga ya jagoan� godanya padaku.
Mbak Rita, ia nampak cantik sekali malam ini. Hanya mengenakan daster tipis berwarna gelap yang tampak kontras dengan kulitnya yang putih bersih. Ia tersenyum melihatku.
�Akhirnya kamu datang juga ya jagoan� godanya padaku.
�Gimana enggak mbak, ada bidadari yang secantik mbak siapapun jadi gak tahan� balasku nakal.
�Iih sekarang kamu udah pintar ngerayu ya?� sahut mbak Rita sambil menarikku masuk ke dalam.
�Mau minum apa Joe?� tanyanya lembut.
�Apa aja deh mbak, maunya sih susunya mbak Rita..heheeh� ujarku menahan rasa malu juga.
�Iiih maunya� tersipu mbak Rita sambil menjewer telingaku.
�Aku ambilkan coke dingin aja yah, lainnya abis..� sambungnya lagi.
�Makasih mbak!�
�Iih sekarang kamu udah pintar ngerayu ya?� sahut mbak Rita sambil menarikku masuk ke dalam.
�Mau minum apa Joe?� tanyanya lembut.
�Apa aja deh mbak, maunya sih susunya mbak Rita..heheeh� ujarku menahan rasa malu juga.
�Iiih maunya� tersipu mbak Rita sambil menjewer telingaku.
�Aku ambilkan coke dingin aja yah, lainnya abis..� sambungnya lagi.
�Makasih mbak!�
Selanjutnya
setelah ngobrol ngalur ngidul, perlahan mbak Rita mengeser duduknya
hingga merapat denganku. Segera aku menyambar aroma wangi dari tubuhnya
hingga membuat jantungku berdetak tidak seperti biasanya. Bahkan
kemudian ia melanjutkan membuat detak jantungku semakin kencang dengan
mendekatkan bibirnya ke bibirku. Sesaat kemudian kusadari bibirnya
dengan lembut telah melumat bibirku. Kedua tangannya dilingkarkan ke
leherku dan semakin dalam pula aroma wangi tubuhnya terhirup napasku,
yang bersama tindakannya melumat bibirku, kemudian mengalir dalam urat
darahku sebagai sebuah sensasi yang indah.
Ia
terus melumat bibirku. Lalu tangannya pelan-pelan membuka baju kaosku.
Setelah lepas, ia menarik resleting jeansku. Begitu pula yang kulakukan
dengannya, kutarik dan membuka dasternya. Kemudian ia melepaskan
bibirnya dari bibirku dan membuka matanya.
Saat
itu aku terbelalak melihat keindahan yang ada di depan mata.
Payudaranya montok penuh, begitu indah dan terlihat kencang dibungkus
bra hitam bepotongan pendek berenda yang membuat barang indah itu tampak
semakin indah. Payudaranya seolah mengundangku untuk menaklukkannya
dengan hasrat yang paling liar. Dan menengok ke bawah, aku semakin
dibuat terkesan serta jantungku juga semakin berdetak kencang. Di balik
celana dalam dengan potongan yang pendek yang juga berwarna hitam
berenda yang indah, tersembul bukit venus yang menggairahkan. Di tepi
renda celana itu, tampak rambut yang menyembul indah melengkapi
keindahan yang sudah ada.
Kulihat
mbak Rita juga tersenyum menatap lonjoran tegang di balik celana
dalamku. Tangannya yang lembut mengelus pelan lonjoran itu. Sensasi yang
menjelajahi aliran darahku kemudian menggerakkan tanganku mengelus
bukit venusnya. Ia tampak memejam sesaat dengan erangan yang pelan
ketika tanganku menyentuh daging kecil di tengah bukit venus itu. Ia
kemudian melanjutkan tindakannya melumat bibirku dengan lembut. Bibirnya
yang lembut serta napasnya yang wangi kembali membuatku dialiri sensasi
yang memabukkan. Ia rupanya memang sabar dan tidak terburu-buru untuk
segera menuju ke puncak kenikmatan. Berbeda sewaktu ia bercinta karena
pengaruh The Click sewaktu di rumah Professor Suparman yang begitu buas.
Bibirnya
kemudian ia lepaskan dari bibirku dan ia menyelusuri leherku dengan
bibirnya. Napasnya membelai kulit leherku sehingga terasa geli namun
nikmat. Kadang-kadang ia mengginggit leherku namun rupanya ia tidak
ingin meninggalkan bekas. Benar-benar wanita yang berpengalaman dan
hati-hati.
Ia
kemudian turun ke dadaku dan mempermainkan puting susuku dengan
mulutnya, yang membuat aliran darahku dialiri perasaan geli tapi nikmat.
Semakin ke bawah ia diam sesaat menatap batang yang tersembunyi di
balik celana dalamku, yang waktu itu juga berwarna hitam. Sesaat ia
mempermainkannya dari luar. Ia kemudian dengan lembut menarik celana
dalamku. Ia tersenyum ketika menyaksikan penisku yang tegak dan kencang,
seperti mercu suar yang siap memandu pelayaran gairah libido
kewanitaannya.
Dengan
lembut ia kemudian mengulum penisku. Maka aliran hangat yang bermula
dari permukaan syaraf penisku pelan-pelan menyusuri aliran darah menuju
ke otakku. Aku serasa diterbangkan ke awan pada ketinggian tak terukur.
Mbak Rita terus mempermainkan lonjoran daging kenyal penisku itu dengan
kelembutan yang menerbangkanku ke awang-awang. Caranya mempermainkan
barang kejantananku itu sangat lembut seolah tak ingin melewatkan
seluruh bagian syaraf yang ada di situ.
Ketika
perjalananku ke awang-awang kurasakan cukup, kutarik penisku dari
dekapan mulut lembutnya. Giliran aku yang ingin membuat dia terbang ke
awang awang. Maka kubuka bra yang menutupi payudara indahnya. Semakin
terperangahlah aku dengan keindahan yang ada di depan mataku. Di depanku
bediri dengan tegak bukit kembar putih besar yang indah sekaligus
menggairahkan. Mungkin karena masih menyusui si Andi anaknya yang baru
berusia setahun. Di sekitar puncak bukit itu, di sekitar putingnya yang
merah kecoklatan, tumbuh bulu-bulu halus. Menambah keindahan buah
dadanya. Tapi aku tidak memulainya dari situ. Aku hanya mengelus
putingnya sebentar. Itupun aku sudah menangkap desah halus yang keluar
dari bibir indahnya.
Kumulai
dari lehernya. Kulit lehernya yang halus licin seperti porselen dan
wangi kususuri dengan bibirku yang hangat. Ia mendesah terpatah-patah.
Apalagi ketika tanganku tak kubiarkan menganggur. Jari-jariku memijit
lembut bukit kenyal di dadanya dan kadang-kadang kupelintir pelan puting
merah kecoklat-coklatan yang tumbuh matang di ujung buah dadanya itu.
Kurasakan semakin lama puting itu pun semakin keras dan kencang. Setelah
puas menyusuri lehernya, aku turun ke dadanya. Dan segera kulahap
puting yang menonjol merah coklat itu. Ia menjerit pelan. Tapi tak
kubiarkan jeritannya berhenti.
Kusedot
puting itu dengan lembut. Ya, dengan lembut karena aku yakin gaya
seperti itulah yang diinginkan orang seperti mbak Rita. Mulutku seperti
lebah yang menghisap kemudian terbang berpindah ke buah dada satunya.
Tapi tak kubiarkan buah dada yang tidak kunikmati dengan mulutku, tak
tergarap. Maka tangankulah yang melakukannya. Kulakukan itu
berganti-ganti dari buah dada satu ke buah dadanya yang lain.
Setelah
puas aku turun bukit dan kususuri setiap jengkal kulit wanginya. Dan
saat aku semakin turun kucium aroma yang khas dari barang pribadi
seorang perempuan. Aroma dari vaginanya. Semakin besarlah gairah yang
mengalir ke otakku. Tapi aku tidak ingin langsung menuju ke sasaran.
Cara mbak Rita membuatku melayang rupanya mempengaruhiku untuk tenang,
sabar dan pelan-pelan juga membawanya naik ke awang-awang. Maka dari
luar celana dalamnya, kunikmati lekuk bukit dan danau yang ada di situ
dengan lidah, bibir dan kadang-kadang jari-jemariku. Kusedot dengan
nikmat bau khas yang keluar dari sumur yang ada di situ.
Setelah
cukup puas, baru kutarik celana dalamnya pelan-pelan. Aku tersentak
menyaksikan apa yang kulihat. Bukit venus yang indah itu ditumbuhi
rambut yang lebat. Tapi terkesan bahwa yang ada di situ terawat. Meski
lebat, rambut yang tumbuh di situ tidak acak-acakan tapi merunduk indah
mengikuti kontur bukit venus itu. Walaupun aku sudah pernah menikmati
apa yang tumbuh di situ, tapi aku tidak mengira seindah itu karena
sekarang aku bercinta dengan penuh kesadaran, tanpa pengaruh The Click.
Segera
berkelebat pikiran dalam otakku, betapa menyenangkannya tersesat di
hutan teduh dan indah itu. Maka aku segera menenggelamkan diri di tempat
itu, di hutan itu. Lidahku segera menyusuri taman indah itu dan
kemudian melanjutkannya pada sumur di bawahnya. Mbak Rita menjerit kecil
ketika lidahku menancap di lubang sumur itu. Di lubang vaginanya. Bau
khas vagina yang keluar dari lubang itu semakin melambungkan gairahku.
Dan jeritan kecil itu kemudian di susul jeritan dan erangan patah-patah
yang terus menerus serta gerakan-gerakan serupa cacing kepanasan. Dan
kurasa ia memang kepanasan oleh gairah yang membakarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar